Thursday 25 June 2009

100 Ide Cemerlang Dalam Mendidik Anak (2)

Setelah membahas dari memperkuat keimanan anak, maka sekarang akan menginjak ke bagian kedua dari 100 Ide Cemerlang Dalam Mendidik Anak.
B. Mengarahkan Perilaku Anak
8. Buatlah anak terbiasa melakukan kebaikan
Pada hakikatnya kebaikan itu merupakan sebuah kebiasaan, maksudnya
membiasakan anak untuk melakukan hal-hal tertentu hingga hal-hal itu benar-
benar menjadi kebiasaan bagi dirinya yang akan selalu dia lakukan tanpa
disuruh seperti memberikan tauladan yang baik, talqin, mendiktekan sesuatu,
melakukan pengawasan dan memberikan pengarahan.
9.Berilah sejumlah pengarahan, tugas, ataupun perintah kepadanya secara
bertahap
Langkah-langkah seperti ini memiliki pengaruh tang besar terhadap kejiwaan
dan respon sang anak, sebab pada umumnya jiwa anak kecil itu masih lunak
(halus). Berusahalah dalam memberikan pengawasanitu dilakukan dengan cara
lembut, dengan menggunakan kata-kata sopan dengan senyuman yang
tulus.Jangan sampai mengandung unsure penghinaan, celaan, atau sesuatu
yang dapat melukai hatinya.
10. Pilihlah waktu yang tepat untuk memberikan pengarahan kepada anak
Pemilihan waktu yang tepar akan mempunyai pengaruh yang sangat efektif
sehingga nasihat yang diberikan akan sangat berpengaruh pula.
11. Berbicaralah kepada anak secara terus terang dan jelas, tanpa bernelit-belit.
Dengan pembicaraan yang bersifat langsung dan menggunakan informasi
yang sudah tersusun rapi,akan menjadikannya lebih dapat memahami apa
yang disampaikan kepadanya dan akan lebih siap untuk diterimanya.
12. Gunkan peristiwa-perisriwa tertentu sebagai media dalam mendidik anak
Manfaatkan suatu momen untuk memberikan sejumlah pengarahan dan untuk
mendidik jiwa anak serta menanamkan konsep-konsep keimanan dan
pendidikan dalam jiwanya itu.
13. Biasakanlah anak untuk menghormati perasaan orang lain dan bantulah dia
untuk mengetahuinya.
Bisa dengan mengatakan kepadanya;”Lihatlah bagaimana jadinya ketika kau
memukul dan menyakiti tetanggamu?” atau “Lihatlah. Saudaramu menangis!!
Kamu telah mengambil mainan miliknya, sehingga ia bersedih karena ulahmu
itu”. Dengan cara ini, anak kecil akan terlatih untuk mengintrospeksi dirinya,
menjauhi sifat egois dan memperhatikan perasaan orang lain.
14. Bantulah anak dalam mempelajari hak-hak dan kewajibannya.
Bantulah anak dalam mempelajari apa yang berhak diperolehnya dan apa yang
harus dilakukannya serta apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
dilakukannya. Tetap berusaha agar anak merasa dirinya dihormati dan
dihargai. Namun juga tetap menjaga sikap disiplin yang baik dan menjauhi
sikap memanjakannya.
15. Ajarkanlah kepada anak sifat amanah.
Cara yang terbaik adalah menghormati hak-hak yang dimiliki oleh sang anak.
Maka jangan biarkan seorangpun menzhaliminya dengan cara mengambil
barang-barang miliknya.Dengan cara emikian, iapun akan terbiasa
menghormati hak-hak orang lain.
16. Mintalah pendapat anak setelah usianya mencapai 4 tahun dan diskusikan
dengannya dalam mengambil sejumlah keputusan yang berhubungan dengan
dirinya.
Caranya menjelaskan sejumlah permasalahan yang berkaitan dengan aspek
pembinaan perilakunya dan berusaha memahamkannya sehingga dapat
menerimanya.
17. Ajarkanlah kepada anak cara-cara untuk mengatasi rasa bosan (jemu)
Jika Anda mau bercakap-cakap dan bermain-main dengannya selama
beberapa jam dalam setiap harinya, maka ketika Anda sedang sibuk, anak pun
sudah dapat bermain dan menghibur diri sendiri. Anak usia 1 tahun mampu
menyibukkan diri selama 15 menit berturut-turut, anak umur3 tahun bisa
menyibukkan dirinya selamasetengah hari.
18. Ajarilah anak agar mau bersabar dalam menunggu sesuatu
Hal ini akan mnegajarkan pada anak tentang cara menyikapi berbagai tekanan
dan penderitaan dengan cara yang lebih baik. Ketahuilah bahwa upaya untuk
menunggu sesuatu tidak akan membahayakan anak selama hal itu tidak
menyebabkan dirinya merasa tertekan atau terganggu justru malah akan
memperkuat keseimbangan perasaannya.
19. Dalam membina perilaku anak, tentukanlah cara-cara tertentu yang sesuai
dengan tingkat usianya.
Seorang anak kecil membutuhkan motivator yang berasal dari luar yang dapat
mengendalikan dirinya, sehingga diapun akan belajar tentang bagaimana cara
mengendalikan dirinya sendiri dan menjadi seorang anak yang berperilaku
baik.
20. Jangan memberikan perhatian yang berlebihan kepada anak
Perhatian yang berlebihan terhadap keluhan-keluhan anak terkadang justru
akan membuka peluang bagi sang anak untuk berusaha mendapatkan
perhatian yang melebihi batas yang sewajarnya.
21. Ajarilah anak cara mengontrol diri
Anak akan belajar tentang cara menjaga dan mengendalikan dirinya sendiri
melalui rasa cinta dan pengawasan terhadap dirinya yang selalu Anda berikan.
22. Ajarilah anak sikap menghormati dan menghargai orang lain
Sikap tersebut akan melekat pada diri anak bila dia melihat sikap tersebut ada
pada diri orangtuanya. Maka sebaiknya tunu\jukkanlah rasa cinta, kasih,
sayang serta ketaatan anda pada suami.
23. Bantulah menemukan teman yang shalih
Beri dorongan agar dia mau menjalin hubungan persahabatan dengan teman-
teman baru bila Anda menemukan adanya kekurangan pada persahabatannya
dengan teman-teman yang sekarang.Bantulah untuk menemukan teman
pengganti yang shalih, tetapi tidak perlu meminta meninggalkan teman-teman
lamanya.

(bersambung)

Empat Perkara Dan Empat Perkara

Empat Perkara Baik Dan Yang Lebih Baik

Sebagian ahli bijak berkata:”Ada empat perkara yang nilainya baik,namun ada empat perkara lain yang nilainya jauh lebih baik lagi, yaitu :
1. Adanya rasa malu pada kaum lelaki adalah baik, namun yang lebih baik lagi bila rasa malu itu ada pada kaum wanita.
2. Adil pada setiap orang itu baik, namun rasa keadilan yang dimiliki oleh pemerintah itu jauh lebih baik.
3. Tobatnya kakek-kakek itu baik, namun yang lebih baik lagi adalah tobatnya kaum muda.
4. Bermurah hatinya kaum kaya itu baik, namun yang lebih baik lagi adalah bermurah hatinya kaum fakir miskin”.


Empat Perkara Jelek Dan Yang Lebih Jelek

Sebagian ahli bijak mengatakan “Ada empat perkara jelek, namun masih ada empat perkara lain yang lebih jelek, yaitu
1. Perbuatan dosa yang dilakukan oleh kaum muda itu jelek, namun lebih jelek lagi adalah perbuatan dosa yang dilakukan oleh kakek-kakek.
2. Sibuk dengan segala macam urusan duniawi bagi orang yang bodoh itu jelek, namun yang lebih jelek lagi bila yang menyibukkan diri dengan urusan duniawi itu orang ‘Alim.
3. Malas beribadah bagi orang awam adalah jelek, namun yang lebih jelek lagi bila malas beribadah itu dilakukan kalanagan ulama dan santri.
4. Berlaku sombong bagi orang kaya itu adalah jelek, namun yang lebih jelek lagi adalah berlaku sombongnya orang fakir”

Rasulullah SAW bersabda:”Barangsiapa yang bertambah ilmunya namun tidak bertambah kezuhudannya terhadap dunia maka ia tidak bertambah dari Allah, kecuali tambah jauh”(HR. Dailami).


(Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi Al-Bantani)

Tuesday 23 June 2009

100 Ide Cemerlang Dalam Mendidik Anak (1)

            Sebagai seorang ibu, wanita harus memahami benar prinsip-prinsip dan dasar-dasar pendidikan serta mempersiapkan tugas yang mulia itu. Seorang ibu juga harus membaca banyak kajian-kajian ilmiah (yang berkaitan erat dengan pendidikan anak) dan buku-buku pendidikan. Selain itu, dia juga harus banyak belajar dari pakar pendidikan anak, sebab baik arahan, sindiran maupun nasehat memiliki pengaruh yang luar biasa, meskipun hanya disampaikan dalam bentuk yang sederhana.

            Dengan demikian, ternyata tanggungjawab kita sebagai ibu apalagi sebagai basic pendidikan anak selama di rumah memang cukup besar. Karena tentunya kita tidak mau menyia-yiakan dan anak kita yang merupakan titipan dari Allah SWT untuk kita didik dan kita bina.

            Kebetulan sekali, aku membaca sebuah buku karangan Iman Al-Mahdawi yang telah dialih bahasakan oleh Nashirul Haq.LC mengenai 100 Ide Cemerlang Dalam Mendidik Anak yang sekiranya pantas sekali untuk kita jadikan panduan dalam mendidik anak dan mengambil manfaat dari hasil jerih payah beliau. Semoga apa yang telah dipersembahkan kepada kita ini menjadi bagian dari amal kebajikan yang akan memperberat timbangan amalnya. Amin..

  1. Memperkuat Keimanan Anak
  1. Buatlah hati anak selalu berhubungan dengan Allah SWT

Pahala yang paling besar, paling baik dan paling sempurna adalah menanamkan prinsip-prinsip tauhid dalam hati anak seperti iman, cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, taat kepada keduanya, serta takut kepada siksaan Allah dan mengharap pahala dari-Nya.Maka dapat diupayakan dengan bercakap-cakap dengan anak mengenai nama-nama dan sifat-sifat Allah serta tentang keharusan untuk mengesakan Allah. Mengenal alam sekitar sebagai penciptaan-Nya, melakukan ibadah sholat .

  1. Berusahalah agar anak selalu merasa berada di bawah pengawasan Allah SWT, kapan dan dimana pun dia berada.

Perasaan seperti inilah yang dinamakan dengan “kontrol agama”. Kata-kata yang sebaiknya diungkapkan apda anak ketika ingin melarang suatu perbuatan adalah “ini halal, dan itu haram” atau “ini termasuk hal yang disukai Allah, sedangkan itu termasuk hal yang dibencin-Nya!” atau “ini boleh dan itu tidak boleh” dan sebagainya. Hal ini akan membantu orangtua dalam memupuk “kontrol agama” pada diri anak dan mencegah perbuatan yang tidak baik dan tidak diharapkan.

  1. Berusahalah agar pengarahan-pengarahan yang ditujukan kepada anak didasarkan pada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.

Buatlah agar anak dapat merasakan hal itu sehingga ia akan terbiasa dengan ketaatan kepada Allah dan selalu mengikuti Sunnah Rasul-Nya dengan harapan dia akan tumbuh dewasa dalam keadaan seperti itu.

  1. Tanamkan rasa hormat kepada Al-Qur’an Al-Karim dalam hati anak

Lakukan hal ini, sehingga diapun akan merasakan betapa sucinya Al-Qur’an dan akan melaksanakan ajaran-ajaran yang terkandung didalamnya. Lakukan denga gaya bahasa yang mudah dimengerti dan menarik. Ajarkan bila dia dapat membaca Al-Qur’an dengan baik, maka dia akan bersama para malaikat yang mulia dan taat (pada hari kiamat nanti). Jadikanlah dirinya terbiasa utnuk berpegang teguh pada etika-etika dalam emmbaca Al-Qur’an seperti dengan membaca ta’awwudz, membaca basmalah, menghormati mushaf Al-Qur’an, mendengarkan dengan baik (ketika ada orang lain membacanya) dan melakukan perenungan dengan baik.

  1. Berusahalah agar suasana rumah menjadi harum

Hal; ini karena pengaruh ayat-ayat Allah yang selalu dibaca di dalamnya, meskipun hanya beberapa saat saja di waktu siang. Lebih baik lagi bila bacaan Al-Qur’an itu dilakukan pada waktu pagi dan sebelum tidur.

  1. Ajarilah anak-anak tentang dzikir dan etika Nabi SAW

Dzikir dan etika tersebut seperti dzikir yang dibaca pada waktu pagi dan sore, dzikir ketika keluar dan masuk rumah, doa sehari-hari. Hal tersebut disebabkan karena dzikir-dzikir dan etika-etika tersebut mengandung pengaruh yang dalam terhadap perilaku dan hati sang anak. Upaya untuk mendengar, menghafal dan mempraktekkannya, dapat menyebabkan terjalinnya ikatan yang kuat antara ruh sang anak dengan Allah SWT, sehingga ruhnya itu akan tumbuh dengan baik, sementara fitrahnya akan selamat dari berbagai macam penyimpangan.

  1. Berusahalah agar anak selalu berhubungan dengan para syech (guru agama)

Upaya untuk belajar langsung dari mereka merupakan salah satu cara untuk meraih keunggulan dan merupakan metode yang digunakan oleh kaum salaf yang shalih dalam mendidik anak-anak mereka. Bahkan kadang mereka mengajak anak-anak mereka menghadiri majelis-majelis pengkajian Hadits, padahal anak-anak itu belum mencapai usia baligh.Hal itu dilakukan dengan harapan agar mereka dan anak-anak mereka mandapatkan berkah dari Allah melalui majelis-majelis yang berisikan kegiatan dzikir kepada Allah serta majelis yang diliputi rahmat Allah dan dikelilingi oleh para malaikat.

(bersambung….)

Tutup Tahun Ajaran 2008/2009 TK Taruna Imani




Hari Ahad tanggal 21 Juni 2009, kedua anakku pergi ke UC UGM dalam rangka tutup tahun ajaran di sekolahnya yaitu Taruna Imani Yogyakarta. Aku sih nggak bisa mengantar, maklum baru sakit. Yah, jadilah mereka berangkat bertiga dengan bapaknya. Anakku yang gedhe, Yuna, akan melanjutkan ke TK B nya sedangkan adiknya, Si Elis, mo ke TK A. Karena jarak usia hanya selisih 16 bulan, jadi ya berurutan sekolahnya.   Habis..dulu ga terencana sih, jadilah “kesundulan”  he..he..he…

            Yuna, selalu semangat apabila di dalam suatu acara, dia harus tampil. Pagi-pagi sudah bangun tidur, mandi, dan inginnya cepat-cepat berangkat ke sekolah. Beda sih ama si adik, Elis. Masih sulit sekali kalo disuruh bangun tidur. Tapi ya namanya anak-anak, kita sebagai orangtua ga bisa untuk menuntut terlalu banyak terhadap anak kita yang masih balita. Usia 4 tahun memang lagi bandel-bandelnya dan ngeyel-ngeyelnya. Takutnya, kalo terlalu memaksa anak, anak akan jadi tidak menurut dengan orangtua.

            Kemarin Ahad, Alhamdulillah, mereka mo bangun pagi dan siap berangkat ke UC. Entah, urutan acaranya seperti apa, tapi yang kutahu, Yuna akan tampil dalam kelompok drumband dan tari sedangkan Elis akan tampil dalam kelompok tari. Mereka mo tampil aja, aku sudah seneng banget, karena yang penting, mereka dapat memupuk rasa percaya diri dan keberanian untuk tampil di depan orang banyak meskipun masih dalam kelompok.

            Yuna, badannya memang gendut namun tingkahnya tidak bisa berhenti. Istilah lainnya gemuk tapi gesit. Lain lagi dengan Elis, badannya kurus dan tingginya jauh beda dengan kakaknya. Makan aja sulit kebalikan dengan kakaknya, mudah lapar dan kalo nonton tivi tanpa sadar kertaspun dimakannya. He….he….perut karet kali ya!.

            Tapi ya syukur Alhamdulillah, mereka sehat dan cerdas (insya Allah). Semoga engkau menjadi anak yang sholehah, Nak! Amin…

Friday 12 June 2009

DARI LINGKUNGAN HIDUPNYA, ANAK-ANAK BELAJAR


Jika anak banyak dicela,

            Ia akan terbiasa menyalahkan.

Jika anak banyak dimusuhi,

            Ia akan terbiasa menentang.

Jika anak dihantui ketakutan,

            Ia akan terbiasa merasa cemas.

Jika anak banyak dikasihani,

            Ia akan terbiasa meratapi nasibnya.

Jika anak dikelilingi olok-olok,

            Ia akan terbiasa menjadi pemalu.

Jika anak dikitari rasa iri,

            Ia akan terbiasa merasa bersalah.

Jika anak serba dimengerti,

Ia akan terbiasa menjadi penyabar.

Jika anak banyak diberi dorongan,

            Ia akan terbiasa percaya diri.

Jika anak banyak dipuji,

            Ia akan terbiasa menghargai.

Jika anak diterima oleh lingkungannya,

            Ia akan terbiasa menyayangi.

Jika anak tidak banyak dipersalahkan,

            Ia akan terbiasa senang menjadi dirinya sendiri.

Jika anak mendapat pengakuan dari kiri kanan,

            Ia akan terbiasa menetapkan arah langkahnya.

Jika anak diperlakukan jujur,

            Ia akan terbiasa melihat kebenaran.

Jika anak ditimang tanpa berat sebelah,

            Ia akan terbiasa melihat keadilan.

Jika anak mengenyam rasa aman,

            Ia akan terbiasa mengandalkan diri dan mempercayai orang disekitarnya.

Jika anak dikerumuni keramahan,

            Ia akan terbiasa berpendirian.

 

                                                “Sungguh indah dunia ini”

                                                “Bagaimanakah anak anda….?”

 

 

(Dorothy low nolte, Children learn what they live with)

Kupersembahkan blog ini untuk anak-anakku, agar mereka tahu betapa kami sebagai orang tua selalu menyayangi dan mengasihimu meskipun engkau selalu nakal, ngeyel, ngambeg dal lain-lain, tapi kami tetap berharap engkau menjadi anak-anak yang sholehah. Amin