Saturday 12 December 2009

Isi Tangki Cinta Anak, Yukk..!!

By : Dewintha Kania

Sebagaimana kita tahu, bahwa anak punya 2 tangki cinta yang harus diisi, satu tangki harus diisi cinta oleh ibunya, yang kedua oleh bapaknya. Bila kedua tangki cinta itu penuh, maka insya Allah anak2 kita akan tumbuh jadi anak2 yang bahagia sebagai awal dari kesuksesan hidupnya.

Pertama2 kita harus menemukan bahasa cinta anak2 kita, karena tiap anak berbeda dan ingin dicintai dengan cara berbeda pula. Langkah2 dibawah bisa dijadikan pedoman:
1. Mengamati cara anak mengungkapkan cintanya pada kita/ orang lain
2. Mendengarkan permintaan yang paling sering diajukan anak
3. Memperhatikan keluhan yang paling sering disampaikan anak
4. Memberikan pilihan (" ayo, ibu mau tau apakah Dito mau dikasih hadiah atau ibu bacakan cerita?")

Nah, sekarang bagaimana cara mengisi tangki cinta anak2 kita ini? aku ngutip dari pak Ariesandi, Cht dalam bukunya `Rahasia Mendidik Anak agar Sukses dan Bahagia`

1. Kata2 Pendukung
Kata2 penuh kasih, kata2 pujian untuk (prestasi spesifik yang dicapai anak, perilaku baik yang disadari, sikap baik yang disadari). Susunlah kalimat yang ditujukan pada anak setelah itu sertakan rasa bangga ( Kamu perlu merasa bangga dengan prestasi yang baru saja kamu raih. Itu semua karena keputusanmu untuk belajar. Papa dan mama bangga atas prestasimu nak! )
Hindari terlalu sering memberi pujian yang bersifat basa basi.
Berilah kata2 dorongan yang membesarkan hati ( Bagus, coba lagi, kamu pasti bisa, nak! )
Kata2 bimbingan ( tentang moral, etika dan nilai2 hidup) contoh:`saya peduli padamu nak! )
Jika bahasa cinta anak2 anda adalah kata2 pendukung, sering2lah memberikannya, ini akan membuatnya makin dicintai.
Berhati2lah saat mengkritik prilakunya, karena kata2 kasar akan melukai hatinya, berbeda dengan anak2 yang bahasa cintanya bukan kata2 pendukung. Bila sudah terlanjur menyakiti hatinya, segeralah minta maaf. Anak juga akan belajar untuk memaafkan, dan meminta maaf bila melakukan kesalahan.

2. Hadiah
Penyalahgunaan pemberian hadiah pada anak adalah bila:
= Menggunakan pemberian hadiah sebagai imbalan karena anak mau melakukan yang kita perintahkan.
= Membeli sesuatu begitu mudahnya tanpa berpikir apakah berguna dan berdampak positif bagi perkembangan anak.
= Terlalu sering beli hadiah atau mainan sehingga makna pemberian tersebut jadi berkurang.
= Memberikan hadiah berlebihan sebagai kompensasi dari kurangnya waktu bersama anak.
JANGAN pernah secara sengaja merusak hadiah atau mengungkapkan penyesalan telah memberi hadiah

3. Layanan
Tanamkan dalam diri bahwa kita melayani sebagai ungkapan rasa cinta. Beberapa kesalahan persepsi tentang melayani anak: = kita melayani anak karena beranggapan mereka tidak mampu, kita melayani anak sebagai tebusan rasa bersalah karena kita tidak bisa menyediakan waktu yang cukup baginya, kita melayani anak karena takut dia marah, kita melayani anak biar pekerjaan cepat selesai, tidak perlu lama2 menungguinya.
Kita melayani anak yang belum mampu ia lakukan sendiri. Kita melayani sampai mampu dan setelah itu kita ajarkan untuk melayani diri sendiri dan kemudian melayani orang lain. Momen terbaik untuk melayani anak adalah ketika ia benar2 dalam kesulitan.

4. Sentuhan Fisik
Pijatan di leher sehabis anak belajar, belaian lembut di pundak putrinya yang lagi bete, pijatan ayah pada kaki anaknya setelah capek main sepak bola.

5.Waktu berkualitas
berarti memberikan perhatian kita pada anak tanpa terpecah.
3 aktivitas penting waktu berkualitas:
= percakapan berkualitas untuk berbagi pikiran dan perasaan kita dengan anak
= membacakan cerita/ dongeng/ ngobrol sebelum tidur akan membantu terbentuknya ikatan emosi dengan anak
= kegiatan berdua seperti makan bersama, camping, cuci mobil bersama.

Kehadiran orangtua bersama anak menyiratkan kata2 " Engkau penting dan berharga nak, ayah dan ibu senang menghabiskan waktu denganmu"

Semoga kita tetap menganggap bahwa anak2 kita adalah anugerah, bukan beban.


(Sumber: Smart Parenting)

Be smart: To expect Husband Being a dad Example

My friend, the beloved Mother of ...

How big is the father at home to take part in parenting and educational baby ...? Did they meet the criteria for 'Super Dad' for our children ...? Does the father have all pulled out all the resources, be it time, effort, and thoughts and feelings in the process of developing the baby at home ...?

I wish all the Mother answers, Praise the husband at home is a model father figure. But if any of you who can not honestly declare that, because the husband's performance at home not reflect exemplary father figure, do not be discouraged. You are not alone. There is still the Mother who was not so lucky.

Even Ummi Magazine June edition, raised the problem father role at home in my father Highlights teacher, which I must read all the father of the children of Indonesia. The fact that many of the husbands who do not want to be involved actively in the process of care and education in developing the baby at home.

It said: "The involvement of fathers in the home (outside of economic affairs) becoming thinner. They felt themselves has become a father enough to perform the role as providers (especially the Goddess dwell in the house). The children were used to grow without them, and after, may be asking, 'emang doang enough money, Dad? "Father who preferred to work outside often still carry a complete job with stressnya home. So that they become a cool person, do not want to take a larger portion in accompanying their children grow. As a result, fathers assume the role of today like a scarecrow bird repellent. Often we hear the mother scolding her child, saying 'Watch out, waiting for dad home' or 'Watch out, she'll tell dad, you know feeling' Voice mothers who make things worse. Making the gap between father and son even further ".

According to Mrs. Elly Risman "The presence of fathers in assisting development of the child can make them feel more meaningful, forming a strong personal and full of initiative."

Personally I often encounter situations where the mother made so busy with work at home, he sometimes does not feel the need to intervene to help. Forget about house chores affairs, let alone that portion of the Mother who is still at home. Minimal automatically (without being asked) he can take over the task of taking care needs of children, especially toddlers who have not 100% independent. It is the duty of the true Father. But what can I say, it is difficult for a father to take the role limitations due to priorities. Make Dad, sometimes such precious time to rest undisturbed, even for kids affairs.

Faced with this situation I often lose the value of emotion and worship everything I do because of irritation. What the Mother manusia.Walaupun only occasionally managed to control and see everything as a large charitable fields and produce. But the children's father has the right to time, to take part take care of them. Many simple activities without the cost that can be done with the father of the children at home, which could make them happier and more emotionally intelligent with the participation of fathers who all out.

The question is what should we do as a Mother who will fight for the rights of children acquire productive time of my father ..?? It was Father sincere concern for children will be worth far more romantic than an expensive birthday gift or a candle light dinner in the well.

In fact the man's father is competent in the workplace, the creative and productive. Also dedication. But why they arrived at the house such as loss of identity. The potential is evaporated. Is it because they judge us as mothers have done a good job too, so do not need the help and participation of the father again. Would not it be great result if Father and Mother work together synergistically to educate our nation's successors. The fighters which will improve the community.

He said the crisis occurred because of this role since the first very few examples of exemplary father figure in this country. The father was busy feeling good about themselves without putting inner needs of children will be participation in the priorities of their lives everyday. Looks like they need to experience, one day they will be responsible attitude in the face of the Creator, which places them as leaders in the household. Forgotten them by example that exemplified the Prophet Muhammad, as the greatest dad on earth.

I personally have never stopped hoping and praying that fulfilled the rights of children acquire productive time father. Alhamdulillah, my father actually still have an awareness of his role. Only often lost with drowsiness and personal interests. But Dad was always ready to for help even take a long time waiting to move. Regardless, he is still better than in many other, more Daddy do not care. That should be grateful.

May Allah open the hearts of their husbands in order to become a model father immediately, before it is too late. Without the child will soon feel adolescence without closeness with his father. So reduced their potential to be a more complete human being and a rich vocabulary in the meaning of his life.

Children are the responsibility of both parents, who have the same role before God Almighty. Although most of the stories in the Quran, in Surah Luqman like, just call it the father's role. So rose the father ... Spirit ... Take a greater role ... The children would be happier and grow more perfect by the father ...

For those of you who have become exemplary father figure, or a model husband, do not hesitate to share stories that inspire us not as lucky as you. Thanks.



By Arifah Handayani (Smart Parenting)

My son

(By Gibran Bogel Galuh)

... Sing boy, I heard it, desires and dreams, a thousand notes inspire heroism stars smile ...

infiltrate in the niche you dear life, casting a line stretching the words of the most meaningful ones. shaded dreams touch the bottom inner blessing, every night Mother sang a prayer strand meaningful messages ...

... Longing to talk to you, boy, the shade of your own destiny. hang the skies will echo the sound has a meaning. hide anxious to stop the tongue, blush beauty fill your heart says, comfort like kalam counting beads, giving the mandate of love is omnipotent.

leave a mark where you are, my boy, believe me with confidence, do not you close your eyes to uphold the truth, one day your heart gain strength when forging the path of life experience. place deep inside of science, conscience eyes the beauty of life like the clarity of the soul to read the good ...

... The sanctity of life to share yourself with another human being, quench the thirst of your fate chance, His hidden secrets. hope will close the void of despair heat wave form of heart trouble storms past. happiness son, a shade for your mother.

your words thrill Mom and Dad, said goodbye to remind blessing, "Father, Mother ... I want to say goodbye to teach!" ...

... An instant heart was touched, the book on the theology of immortality long-forgotten closet. clarity of your heart again, son.

... Mandate to return to teach and assess ...

Mid-October 2009

Post by Arifah H. (Smart Parenting)

Friday 11 December 2009

Yuna and Elis play in the beach water Krakal Gunungkidul



Look how happy Yuna and Elis. They play in the beach water Krakal Gunungkidul, buffeted by the waves and fall due to the waves ... and then they play the sand and make a mountain out of sand ..


Elis and friends were dancing



Elis and friends were dancing on the show year 2008/2009 Collapse TK Taruna Imani Yogyakarta. Well .. they are danced to a song Gundul-gundul Pacul .. they were funny because they are still sitting on the bench Play Group.

Yuna and friends dancing



Yuna and friends were dancing in the school year 2008/2009 Collapse TK Taruna Imani Yogyakarta.
Look ... they are dancing with joy even though they are not the same movement also called the children ... the show kept running

Some time after birth Elis



April 1, 2005, was born our second son named Nora Kurni Rafina Elis (Elis called) ... This photo was taken, shortly after Ellis was born in this world ... so funny ...

Lagi-lagi Pornografi, Waspadalah..!!



Hari ini kami mendapat pesan dinding dari seorang ibu yang anaknya usia SMP terpapar pornografi. Ibu tersebut memang tidak bilang apa anaknya sudah kecanduan. Tapi adiksi pornografi itu hanya masalah waktu, bila sekali sudah terpapar akan ada keinginan untuk lihat/cari lagi dan lagi sampai jadi adiksi. Demikian bom pornografi di buat.

Bu Elly Risman dalam seminarnya Ramadhan yang lalu sudah memperingatkan pornografi adalah industri yang sangat menguntungkan para pelakunya, baik berupa media buku, foto/gambar dan video, maupun yang berupa game on line. Semua bisa diakses lewat internet. Maka Bu Elly sangat prihatin dengan kurang pekanya orang tua terhadap fasilitas yang diberikan pada anak pra baligh tanpa pengawasan ketat. Seperti Handphone yang bisa mengakses internet dan mendownload video, lap top dan komputer bermodem, dan juga TV/DVD set, yang semua bisa dimanfaatkan anak dengan bebas. Apa lagi jika kedua orang tua pergi bekerja setiap hari.

Tolong diperhatikan, dari info terdahulu tentang hasil survei yang Astaghfirullah..

Bu Elly : Data Komnas Anak dari sebuah propinsi Remaja SMP.. 93,7% pernah kissing, petting n oral. 62,7% tidak perawan. 21,2 % Remaja SMU pernah Aborsi.. Data anak SD kelas 4, 5, 6.. dari 1942 responden 67% telah terpapar pornografi lewat media.. Semua difasilitasi ortunya lewat pemberian HP canggih, tv-dvd dan akses internet tanpa pengawasan.

Bu Emmy Soekresno : “Innalillaahi wa innalillahi roji'un, turut berduka cita atas matinya kepekaan orangtua terhadap bom informasi porno bagi anak muslim. Ada penelitian banyak orang tua berpikir bahwa dengan memberikan semua yang diperlukan anak dan menyediakan anak rasa nyaman dan rasa aman akan membuat anak menjadi lebih bahagia. Akhirnya orang tua bukannya membuat anaknya bahagia tapi malah membantu anaknya untuk gagal.”

Anak kita kah..?? Ayah dan Bundanya ada.. Tapi mereka tiada…

Industri Pornografi siap membombardir anak-anak kita dan melahap mereka untuk jadi pelanggan tetap dengan membuat buah hati kita menjadi pecandu pornografi bahkan sebelum masuk masa baligh. Caranya mereka membuat :

1. Anak dan remaja memiliki Mental Model Porno = Perpustakaan Porno di dalam memori otak, lewat arus info digital yang pernah dilihat anak via berbagai media. Alih-alih berisi info dan pikiran jernih, otak anak penuh data porno yang bisa diakses di mana saja dan kapan saja.

2. Anak pra-baligh ketagihan lihat porno, bahkan mereka terangsang untuk ejakulasi sebelum memperoleh mimpi basah. Menurut riset jika anak pra baligh sampai ejakulasi 33 – 36 kali maka jadilah mereka pecandu pornografi seumur hidup. A Future Market untuk industri pornografi.

3. Kerusakan otak permanen akibat adiksi porno yang tidak tertolong.


Pornografi dalam bentuk gambar, video dan game menyebabkan kecanduan yg membahayakan otak. Lebih dahsyat dari pengaruh kokain yg 'hanya' merusak otak di 3 titik. Pornografi dapat mengerutkan dan merusak otak di 5 titik. Menurut riset anak laki-laki lebih mudah terangsang dan menjadi pecandu bahkan sebelum akil baligh (8 th).. Apakah anda sudah memasang jala pengaman..?


Sumber pornografi : Internet, Program TV ga mutu (Sinetron,Tontonan Banci, Reality Show dsb) Iklan SMS 9090, Komik (eks golden boy), film bioskop, Games PS, Teman, Hape bs download game n video.. Banyak kan..


Data Lagi 52% Siswi SD haid di kelas 3-4.. 48% Siswa SD mimpi basah di kelas 5.. Sudahkah anda berdiskusi tentang seks dan pornografi pada mereka..?? Terutama urusan Thaharah (bersuci) setelah Janabah untuk anak laki-laki. Perempuan lebih mudah terdeteksi dan diajari. Mari kita dekati mereka sebelum tiba masa akil balighnya.. sehingga jika tiba waktunya, mereka hanya akan datang kepada kita sebagai satu-satunya tempat bercerita.


Bu Elly dengan tajam menandaskan banyak dari orang tua yang tidak siap menghadapi perkembangan anaknya. Beliau bertanya seberapa info yang kita miliki tentang kebutuhan anak di setiap tahap perkembangannya. Apakah kita menguasai informasi tentang tahapan perkembangan anak kita sendiri dan cara otak mereka bekerja..?? Apa yang sudah kita siapkan dalam membangun karakter/kepribadian anak demi masa depan mereka..??


Kelalaian orang tua yang sering terjadi pada sejumlah kasus/masalah perkembangan anak, termasuk pornografi adalah orang tua kurang :

a.Waktu berkualitas yang cukup dengan anak . 20’ Parent/ weekend parent terutama sering lalai dengan waktu yang ‘cukup’ demi kesehatan lahir dan batin anak.

b. Mengajarkan agama dan mengontrol penerapannya, sering sepenuhnya menyerahkan ke sekolah yang sudah terpadu.

c. Tanggap teknologi, orang tua di rumah sering gagap teknologi, kalah canggih dengan anaknya. You must understand IT ti fight IT, tanpa itu kita tak punya kiat

d. Pola asuh dengan komunikasi positif yang baik dan benar dengan anak dan remaja, selama ini kita ikut pola lama. Sadarlah kita harus mendidik anak sesuai eranya, maka di era ini update info tentang komunikasi pengasuhan anak sama primernya dengan memberi makan mereka, demi Character Building mereka.

Nasehat Bu Elly untuk membuat anak tangguh di era layar :
1. Sadari anak adalah titipan Allah, ada hak anak yang harus kita penuhi antara lain untuk dijauhkan dari Api Neraka sesuai firman Allah.
2. Sadari dan evaluasi kesalahan kita dalam pola asuh. Cobalah untuk Look in, jika ada kesalahan apa sebabnya, bahkan lihat jauh kebelakang saat kita dibesarkan. Apa kita sudah bersih dari hutang masa lalu yang mengotori hati kita saat mengasuh dan mendidik anak saat ini.
3. Libatkan pasangan, ayah dan bunda dalam dual parenting. Bersungguh-sungguh ingin berikan yang terbaik bagi anak, punya prinsip dan teguh menjalankan/menerapkannya
4. Perbaiki KOMUNIKASI dengan anak :
a. Angkat Self Image anak jangan sampai mereka merasa saya tidak berharga
b. Perbaiki Hubungan jangan sampai mereka merasa tidak ada yang mencintai saya apa adanya
c. Perjelas Kebutuhan sebenarnya jangan sampai mereka merasa kebutuhan saya tidak pernah terpenuhi
d. Pendidikan Seksual yang benar jangan sampai mereka merasa sex adalah kebutuhan yang paling penting di usia dini
5. Tarik kembali Ayah ke rumah, ayah harus mau minimal duduk 30’/minggu untuk diskusi dengan anak. Menghadirkan Allah dalam diri anak, bahas Quran dan Hadits. Persiapkan anak untuk menjadi remaja – dewasa yang sehat.
6. Persiapkan diri untuk minta maaf kepada anak atas setiap kesalahan dalam pola asuh yang pernah terjadi. Buat kesepakatan untuk berubah di sana-sini.
7. Simak dan buat list tentang pandangan anak terhadap pola pengasuhan kita dan harapan-harapan mereka dari kita.
8. Utarakan harapan-harapan kita sebagai orangtua kepada mereka.
9. Buat PRIORITAS bersama tentang hal-hal yang perlu dan akan segera diperbaiki.
10. Jelaskan tetang akibat pornografi terhadap otak
11. Ajak anak berolahraga untuk menyehatkan otak
12. Buat kesepakatan bersama tentang KOMUNIKASI yang menyenangkan antara orang tua dan anak. Dan tentang aturan-aturan main baru yang perlu dijalankan seputar fasilitas yang ada.

Jika anda berhadapan dengan anak yang mengalami kecanduan pornografi maka ada 4 hal yang mutlak dibutuhkan yaitu : 1.Keinginan untuk sembuh dari anak, 2.Dukungan keluarga , 3. Allah SWT harus dihadirkan dalam diri anak dan keluarga, 4.Terapis.

Bu Elly pun menyampaikan 12 langkah melawan pornografi untuk anak kita, yaitu :
1. Mengaku bersalah kepada diri sendiri
2. Mengharap hanya kepada Allah
3. Menyerahkan diri hanya ke dalam kekuasaan Allah
4. Menganalisa diri dengan jujur mengapa kecanduan pornografi
5. Memohon ampun secara khusus pada Allah
6. Menyiapkan diri untuk menerima pertolongan Allah
7. Memohon Allah untuk menghapus dosa-dosa
8. Meminta maaf pada orang lain
9. Melaksanakan puasa sunnah dan bersedekah demi ampunan Allah
10. Menyempurnakan evaluasi setiap malam dan bersyukur
11. Meningkatkan ketakwaan
12. Membantu orang lain keluar dari kecanduan yang sama

Apapun yang kita lakukan untuk anak, jika dalam pola asuh dan pendidikan anak di rumah gagal menghadirkan ketakwaan kepada Allah SWT, maka akan menghasilkan generasi yang rentan terhadap serangan apapun pada akhlaknya. Semoga dengan saling mengingatkan kita dapat menambahkan yang kurang dan memperbaiki yang salah.

(sumber : Smart Parenting)

MENDAMPINGI ANAK MENGENALI SEKSUALITASNYA ANTARA TANTANGAN & TUNTUTAN TERHADAP PERAN ORANG TUA MASA KINI

Copy Paste dari Note Kita dan Buah Hati

Dalam sebuah workshop, beberapa orang ibu merasa terkaget-kaget, bingung keheranan sekaligus “lemes”. Pasalnya setelah mendengar presentasi hasil pelatihan yang dilakukan oleh Konselor Remaja Yayasan Kita dan Buah Hati di dapatkan data dari siswa/siswi kelas 4-6 SD yang menunjukan bahwa mereka (67%) sudah terpapar oleh media pornografi yang beragam. Mulai dari media komik, games play station,computer, internet, HP,film maupun majalah. Disamping itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mereka pun tidak kalah mengagetkan. Munculnya pertanyaan seperti: (Maaf) bagaimana memasukan alat kelamin pada pasangan dengan baik dan benar?, bagaimana rasanya menghisap kemaluan?dll. Belum lagi temuan-temuan dilapangan diperoleh; seorang siswi kelas 5 SD mengaku tidak bahagia jika dalam satu minggu tidak melihat dan berfikir tentang hal berbau porno. Di sekolah lain didapatkan bahwa seorang siswi kelas 5 SD berimajinasi melakukan hubungan seksual dengan pasangan, yang jadi persoalan adalah anak itu dapat berimajinasi seperti itu karena sering melihat tayangan yang menggambarkan adegan porno.
Kondisi tersebut diatas hanyalah sebagian kecil dari gambaran fenomena anak dan remaja kita saat ini. Untuk itu, sedini mungkin dirasakan perlu adanya pendidikan seksualitas anak sendiri oleh orang tua. Karena sesungguhnya tanggung jawab utama pendidikan seksualitas pada anak adalah orang tua.

MENGAPA PERLU PENDIDIKAN SEKSUALITAS?

Memang betul, dalam budaya kita hal-hal berbau seksualitas masihlah dianggap tabu oleh sebagian orang. Orangtua cenderung “risih” untuk membicarakan masalah seks dengan anaknya. Jika tiba-tiba anak bertanya mengenai hal-hal berbau seks, reaksi pertama yang timbul adalah kaget, gelagapan, menghindar, atau justru memarahi anaknya karena telah bertanya hal yang tidak sopan.
Padahal anak tetap membutuhkan informasi tersebut. Akibatnya, banyak yang mencari informasi dari teman-teman, majalah, film porno, dan dari sumber lain yang mungkin saja bisa salah. Jika informasi mengenai seks tidak dikunci dengan pemahaman agama, maka anak tidak akan tahu bahwa hal tersebut belumlah pantas sesuai dengan usianya dan menjadi terus berkelanjutan. Bahkan bisa seperti ilustrasi contoh diatas.
Dan sebaiknya yang diajarkan adalah Pendidikan Seksualitas bukan Pendidikan Seks. Mengapa? Karena kata seksualitas meliputi totalitas pribadi, bagaimana mengarahkan apa yang dipikirkan, dirasa dan bereaksi. Berbudaya, bersosial dan berseksual. Sedangkan Kata Seks bermakna gender laki-laki dan perempuan atau hubungan kelamin.

JADI APA YANG HARUS KITA LAKUKAN ?
PENGASUHAN SEKSUALITAS YANG BENAR, SEHAT DAN LURUS…

Artinya? Pengasuhan yang mengarahkan anak untuk memiliki seksualitas BENAR menurut tuntunan agama, SEHAT menurut ketentuan medis kesehatan, dan LURUS menurut norma yang berlaku sehingga tidak menyimpang. Pendidikan seksualitas ini sebaiknya diajarkan sedini mungkin, namun tetap disesuaikan dengan usia anak. Bagaimana Caranya ?

1. Ajari dan kenali anak dengan anggota tubuh mereka
Sedini mungkin anak mengenali bagian-bagian tubuhnya yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain. Nama-nama organ tersebut dan fungsinya. Yang pasti hal tersebut disesuaikan dengan usia anak. Hal ini sudah bisa dilakukan pada anak TK namun dengan penggunaan bahasa yang mudah dimengerti.

2. Kenali anak 3 jenis sentuhan
Anak harus mengenali macam-macam sentuhan dengan maksud agar menghindari dan mengantisipasi diri dari pelecehan seksual. 3 jenis sentuhan tersebut adalah :Pertama, Sentuhan sayang yaitu sentuhan yang dilakukan oleh orang tua atau saudara dekat. Bagian yang disentuh adalah bagian umum seperti kepala, punggung dan lengan. Kedua, Sentuhan membingungkan yaitu sentuhan yang awalnya menyentuh dengan sayang bagian tubuh yang umum namun kemudian berlanjut dengan sentuhan yang buruk dibagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Ketiga, Sentuhan yang jelek, yaitu menyentuh bagian tubuh yang sensitive dari diri kita.

3. Kenali peran dan prilaku gender anak
Sedini mungkin anak dikenalkan pada jenis gendernya. Hal ini penting dilakukan agar tidak terjadi bias gender nantinya. Pengenalan ini dilakukan dengan cara mengenalkan jenis kelamin, menggunakan pakaian, mainan dan berteman yang sesuai dengan jenis jendernya.

4. Ajarkan anak melindungi diri dari pengaruh lingkungan
Anak harus tahu apa saja yang harus dilakukan untuk menghindari diri dari pengaruh buruk lingkungan. Ajari anak berani mengatakan TIDAK pada pengaruh buruk adalah bagian penting dari pendidikan seksualitas ini.

BAGAIMANA JIKA ANAK BERTANYA TENTANG SEKS?

a) Tenang, control diri dan take it easy
Maksudnya adalah jika anak bertanya tentang seks diharapkan orang tua tidak menampakkan kekagetan atau kemarahan karena bisa jadi anak bertanya sesuatu yang memang dia sendiri tidak mengetahui arti dan maksudnya.

b). Jika belum tahu atau belum siap : tunda dengan jujur mengatakan bahwa orang tua belum tahu jawabanya dan akan mencari tahu lebih lanjut.

c). Jawab pertanyaan anak dengan prinsip KISS yaitu Keep Information Short and Simple artinya menjawab pertanyaan anak dengan jawaban yang singkat, jelas dan tepat.

d). Gunakan golden opportunity yaitu jangan lewatkan pengalaman berharga yang dialami bersama anak. Seperti melihat kumbang dan bunga, cicak yang berpasangan, atau kucing atau anjing yang berduaan.

e) Kunci segala penjelasan dengan nilai, norma dan agama. Selain anak tahu yang berlaku tetapi anak juga tahu yang sebenarnya menurut nilai dan norma agama yang berlaku sehingga anak tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

f) Sesuaikan jawaban dengan usia anak. Penjelasan terhadap anak taman kanak-kanak tentunya berbeda dengan jawaban pada anak SD atau SMP atau SMA

g). Berikan jawaban yang logis, benar dan rasional. Hal ini dimungkinkan karena anak akan lebih menerima jawaban yang dirasa masuk akal dan dianggap benar. Jika dikemudian hari di diketahui oleh anak bahwa kita mengada-ada maka itu akan berdampak pada kepercayaan dan keterbukaan anak pada kita

Akhirnya, dengan memberikan pendidikan seksualitas pada anak sejak dini diharapkan anak mampu membentengi diri dari pengaruh buruk lingkungan dan memiliki seksualitas yang Sehat, Benar dan Lurus.


Sumber : Smart Parenting

Hati-hati dengan Permainan Anak Di sekolah...

waktu lalu surat kabar Inggris, The Sun, melansir berita mencengangkan mengenai pola permainan baru anak SD di sana . Lupakan petak umpet dan lompat tali. Mereka sekarang bermain dengan bagian pribadi tubuh mereka. Untuk ikut bermain dalam permainan ini, mereka harus mengenakan gelang plastik murah berwarna-warni yang mereka namakan “shag bands”.

Harga satu gelang shag bands jika dirupiahkan hanya senilai beberapa ribu, namun harga itu tak sebanding dengan apa yang mereka harus korbankan, yakni kepolosan mereka. Bisa jadi tak banyak orangtua mencurigai cara awal permainan ini. Awalnya, mirip permainan anak-anak biasa. Caranya, anak-anak akan mengenakan gelang sesuai warna yang mereka sukai, lalu mereka akan mengejar anak yang mereka sukai. Ketika anak yang mereka sukai tertangkap, dan gelang plastiknya berhasil diputuskan, maka si pemilik gelang harus melakukan suatu tindakan seksual sesuai arti dari lambang warna gelang yang sedang ia gunakan.

Di sini lah yang menyeramkan. Arti dari warna gelang-gelang tersebut ternyata menyakitkan untuk diketahui orangtua yang terlambat mengetahui. Warna kuning berarti memeluk si anak laki-laki, warna oranye berarti memberi kecupan hingga meninggalkan tanda pada si anak laki-laki, ungu berarti ciuman di bibir, pink berarti menunjukkan payudara kepada si anak laki-laki, merah berarti tarian erotis (lap dance), biru berarti seks oral, hitam berarti berhubungan intim, dan emas semua hal di atas tadi.

Anak perempuan akan mengenakan gelang sesuai keberanian mereka untuk melakukan salah satu tindakan seksual tadi. Salah satu anak berusia 8 tahun yang mengenakan gelang berwarna pink, ketika diwawancara The Sun mengatakan, bahwa ia sempat tidak mengenakan gelang tersebut selama beberapa waktu. Namun ternyata ia malah dikucilkan teman-temannya. Jika ada yang tak mengenakan gelang, berarti ia tidak bisa bergabung dengan kumpulan geng keren. Warna dari gelang yang dikenakan setiap anak juga menunjukkan semacam “status” mereka. Anak-anak perempuan yang berani mengenakan gelang berwarna hitam akan sangat disenangi oleh anak laki-laki.

Permainan berbahaya ini terekspos karena adanya seorang ibu yang tanpa sengaja mengetahui tentang arti permainan ini. Ia bersedia diwawancara untuk mengingatkan para orangtua agar tidak terkecoh, dan untuk mau tahu tentang kegiatan anak-anaknya agar mereka bisa melindungi lebih baik. The Sun menghubungkan kegiatan semacam ini dengan tingginya tingkat kehamilan muda di Inggris yang mengalahkan negara-negara Eropa lainnya.

Source: Kompas.com

Pak Munif Bicara Tentang Tahapan Perkembangan Otak Anak

Untuk menunjang optimalnya perkembangan kemampuan anak orang tua pun perlu memahami konsep Multiple Intelegence. Menurut Pak Munif jika ingin otak anak berkembang secara optimal maka orangtua perlu berhenti rungsing jika anak pulang ke rumah dengan nilai tes yang rendah. Jangan kuatir dengan nilai akhir anak, demi modal mencari sekolah terbaik.

Karena Sekolahnya Manusia sejatinya tidak lagi mengukur aspek kecerdasan anak hanya dari nilai tes. Karena sekolah unggulan bukanlah sekolah yang menerima murid melalui tes masuk. Sekolah baru bisa dikatakan hebat dan unggul bila mampu memintarkan siswa yang bodoh dan memperbaiki pembangunan karakter siswa yang dicap nakal. Bahkan ada sekolah yang luar biasa hebat, yaitu yang mampu mendidik anak-anak dengan keterbatasan dan hambatan perkembangan, atau sering kita sebut berkebutuhan khusus.

Menjadi manusia yang punya jati diri dan masa depan. Semoga Sekolah Luar Biasa segera dihapuskan dari dunia pendidikan tanah air… Selamat datang sekolah inklusi..
Pada dasarnya setiap bayi yang lahir ke dunia adalah bibit juara , meskipun kemudian saat tumbuh kembang, mengalami kondisi pengasuhan yang tidak ideal, atau mengalami kegagalan tumbuh kembang akibat cacat fisik bawaan seperti autis, down syndrome, tuna-rungu-netra-daksa-wicara. Kita orang tua harus mengangkat setiap penghalang yang memisahkan anak kita dari kesempatan menemukan kekuatan dari kecerdasannya.

Dijelaskan kecerdasan seorang manusia begitu kompleks, sehingga tidak terkait dengan kondisi fisik dan kondisi otak apalagi hasil tes standar. Sebaliknya kecerdasan itu harus berkembang dengan berpijak pada landasan setiap orang punya kemampuan untuk DISCOVERING ABILITY, sehingga saat menemukan RIGHT PLACE orang tersebut akan mampu menebarkan BENEFIT nyata yang berarti pada lingkungannya.

Dari penjelasan di atas perlu rasanya kita mendefinisi ulang tujuan orang tua mendidik anak-anaknya baik di sekolah maupun di rumah, bukan hanya untuk jadi orang pintar yang nilai rapotnya gemilang. Tetapi lebih utama adalah demi menjadikan anak-anak kita manusia yang kreatif dan mampu memecahkan setiap masalah sedini mungkin. Digabung dengan penginstalan Tauhid dan Akhlak dalam agama saat membangun karakter mereka lewat pola asuh di rumah. Maka kita boleh menaruh harapan besar pada gilirannya meraka akan mampu menjadi generasi penerus yang bermanfaat bagi umat dan agamanya.

Pak Munif membagi tahap perkembangan otak anak 0 – 21 tahun menjadi 3 periode penting yang beliau kutip dari Hadits Rasul yang juga diungkap oleh penulis Quantum Learning Bobbi De Porter, sebagai berikut :

a. 7 tahun pertama : Biarkan anak bebas bermain tidak boleh ada hukuman, saat umur ini anak adalah RAJA, yang tidak pernah salah.

b. 7 tahun kedua : Kenalkan anak pada hal baik dan buruk dalam budi pekerti, buat kesepakatan dengan anak. Beri pujian saat mereka berbuat baik dan beri hukuman , saat mereka bertindak buruk atau diluar kesepakatan. Saat umur ini anak adalah PEMBANTU yang harus belajar menaati peraturan dan melaksanakan ketentuan.

c. 7 tahun ketiga : Beri anak kesempatan untuk mencari alternatif dan biarkan mereka memilih yang paling sesuai dengan dirinya. Saat umur ini anak adalah WAZIR / MENTERI yang harus bertanggung jawab terhadap tugas-tugas dan keputusannya.
Biarkanlah anak-anak kalian BERMAIN dalam 7 tahun pertama, kemudian DIDIK dan BIMBINGLAH mereka dalam 7 tahun kedua sedangkan 7 tahun ketiga jadikanlah mereka bersama kaliam dalam MUSYAWARAH dan MENJALANKAN TUGAS”


Menurut Pak Munif : Apabila 7 tahun pertama lewat dengan cara yang SALAH maka 7 tahun kedua orang tua akan banyak mengalami HAMBATAN dalam BERKOMUNIKASI dengan anaknya, AKIBATNYA 7 tahun ketiga anak akan RENTAN dan TUMBUH jadi PRIBADI yang KEHILANGAN KEPERCAYAAN dan MORAL.

Untuk menjauhkan orang tua dari kesalahan di masa mendatang maka saat anak menjadi RAJA kecil penting bagi orang tua untuk selalu :
1. Membiarkan mereka bebas bertindak, memberi perintah, bermain dan bersenang-senang
2. Memberi perhatian dengan santun penuh kasih sayang dan kelembutan dalam tutur kata.
3. Memberi jawaban-jawaban positif untuk semua pertanyaan mereka.
4. Tidak memberikan disiplin yang keras dan kaku
5. Anak terdidik dengan mengambil contoh dari oran tua, keluarga, guru dan lingkungannya
6. Orang tua harus memastikan kebutuhan anaknya akan kebebasan senantiasa terpenuhi tanpa harus melupakan keamanan dan keselamatan mereka.
7. Menemani anak dengan kuantitas pertemuan yang memadai.

Untuk anak usia di bawah 7 tahun, sebaiknya jangan bicara kualitas, tanpa kuantitas.
Karena ada 4 spesial moment yang mereka butuhkan setiap hari dari keberadaan orang tuanya. Yaitu :

1. Jadilah orang pertama yang dilihat anak kita saat mereka membuka mata di pagi hari.
2. Penting untuk selalu melepas kepergian mereka ke sekolah
3. Anak juga membutuhkan orang tua ada saat mereka pulang dalam kondisi lelah.
4. Orang tua seharusnya jadi wajah terakhir yang ditatap anaknya sebelum mereka terlelap.

Apakah kita sudah menyambut mereka dengan kata-kata penghiburan yang dapat mengurangi kepenatan tubuh dan pikiran sepulang sekolah. Ataukah kita termasuk orang tua yang hobi mengajukan kalimat standar “Hari ini belajar apa..??” atau bahkan langsung bertanya “Ada PR nggak..??” sebelum mereka sempat duduk dan bersalin pakaian. Sungguh satu ungkapan yang tidak dibutuhkan otak anak kita.
Berikut adalah pendapat pakar tumbuh kembang anak tentang masa Golden Age :

a. 99% masalah yang dialami anak Golden Age berasal dari kesalahan orangtua dan gurunya di sekolah formal.
b. Rumah dan sekolah seperti penjara yang mengekang kebebasan anak untuk bertindak, beraktivitas dan bermain. .
c.Mengharap anak di sekolah dan di rumah turut perintah guru dan orangtua untuk selalu tenang dan diam adalah sebuah kesalahan besar.
Pak Munif menjawab yang intinya sama dengan note tentang menganulir perilaku buruk di masa lalu. Meminta maaf anak dan selalu mengutamakan sikap, perkataan dan contoh yang positif. Jangan kemudian justru memanjakan anak di atas 7 tahun. Tetap lanjut sesuai tahapan berikutnya.

Semoga bermanfaat.
(Sumber : Smart Parenting)

Aku Lahir dari Perut Ibu… (Bukan kata orang...memang betul KAN....??) By : Unknown

Bila dahaga, yang susukan aku....ibu
Bila lapar, yang menyuapi aku....ibu
Bila sendirian, yang selalu di sampingku.. ..ibu
Kata ibu, perkataan pertama yang aku sebut....Ibu
Bila bangun tidur, aku cari.....ibu
Bila nangis, orang pertama yang datang ....ibu
Bila ingin bermanja, aku dekati....ibu
Bila ingin bersandar, aku duduk sebelah....ibu
Bila sedih, yang dapat menghiburku hanya....ibu
Bila nakal, yang memarahi aku....ibu
Bila merajuk, yang membujukku cuma.....ibu
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah....ibu
Bila takut, yang menenangkan aku....ibu
Bila ingin peluk, yang aku suka peluk....ibu
Aku selalu teringatkan ....ibu
Bila sedih, aku mesti telepon....ibu
Bila senang, orang pertama aku ingin beritahu.... .ibu
Bila marah.. aku suka meluahkannya pada..ibu
Bila takut, aku selalu panggil... "ibuuuuu! "
Bila sakit, orang paling risau adalah....ibu
Bila aku ingin bepergian, orang paling sibuk juga.....ibu
Bila buat masalah, yang lebih dulu memarahi aku....ibu
Bila aku ada masalah, yang paling risau.... ibu
Yang masih peluk dan cium aku sampai hari ni.. ibu
Yang selalu masak makanan kegemaranku. ...ibu
Kalau pulang ke kampung, yang selalu member bekal.....ibu
Yang selalu menyimpan dan merapihkan barang-barang aku....ibu
Yang selalu berkirim surat dengan aku...ibu
Yang selalu memuji aku....ibu
Yang selalu menasihati aku....ibu
Bila ingin menikah..Orang pertama aku datangi dan minta
persetujuan.....ibu

namun setelah aku punya pasangan……………..
>>> Bila senang, aku cari....pasanganku
>>> Bila sedih, aku cari.....ibu
>>> Bila mendapat keberhasilan, aku ceritakan pada....pasanganku
>>> Bila gagal, aku ceritakan pada....ibu
>>> Bila bahagia, aku peluk erat....pasanganku
>>> Bila berduka, aku peluk erat....ibuku
>>> Bila ingin berlibur, aku bawa.....pasanganku
>>> Bila sibuk, aku antar anak ke rumah....ibu
>>> Bila sambut valentine.. Aku beri hadiah pada pasanganku
>>> Bila sambut hari ibu...aku cuma dapat ucapkan "Selamat Hari Ibu"
>>> Selalu... aku ingat pasanganku
>>> Selalu... ibu ingat aku
>>> Setiap saat... aku akan telepon pasanganku
>>> Entah kapan... aku ingin telepon ibu
>>> Selalu...aku belikan hadiah untuk pasanganku
>>> Entah kapan... aku ingin belikan hadiah untuk ibu

>>> Renungkan:
"Kalau kau sudah selesai belajar dan berkerja... masih ingatkah kau pada ibu?
Tidak banyak yang ibu inginkan... hanya dengan menyapa ibupun cukuplah".
>>> Berderai air mata jika kita mendengarnya........
>>> Tapi kalau ibu sudah tiada..........
>>> IBUUUU...RINDU IBU.... RINDU SEKALI....
>>> Berapa banyak yang sanggup menyuapi ibunya....
>>> Berapa banyak yang sanggup mencuci muntah ibunya.....
>>> Berapa banyak yang sanggup menggantikan alas tidur ibunya......
>>> Berapa banyak yang sanggup membersihkan najis ibunya...... .
>>> Berapa banyak yang sanggup membuang belatung dan membersihkan luka kudis
ibunya....
>>> Berapa banyak yang sanggup berhenti kerja untuk menjaga ibunya.....
>>> Berapa banyak yang sanggup meluangkan waktu untuk menjaga ibunya yang telah renta…..

Seorang anak menemui ibunya yang sedang sibuk menyediakan makan malam di
dapur lalu menghulurkan selembar kertas yang bertuliskan sesuatu. Si ibu
segera melap tangannya dan menyambut kertas yang dihulurkan oleh si anak
lalu membacanya. Upah membantu ibu:
>>> 1) Membantu pergi belanja : Rp 10.000,-
>>> 2) Membantu jaga adik : Rp 10.000,-
>>> 3) Membantu buang sampah : Rp 10.000,-
>>> 4) Membantu membereskan tempat tidur : Rp 10.000,-
>>> 5) Membantu siram bunga : Rp 5.000,-
>>> 6) Membantu sapu sampah : Rp 5.000,-
>>> Jumlah : Rp 40.000,-
>>> Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak , kemudian si ibu
mengambil pensil dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama.
>>> 1) Biaya mengandung selama 9 bulan - GRATIS
>>> 2) Biaya tidak tidur karena menjagamu - GRATIS
>>> 3) Biaya air mata yang menitik karenamu - GRATIS
>>> 4) Biaya gelisah karena mengkhawatirkanmu - GRATIS
>>> 5) Biaya menyediakan makan, minum, pakaian, dan keperluanmu -GRATIS
>>> Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS
>>> Air mata si anak berlinang setelah membaca apa yang dituliskan oleh
>>> si ibu. Si anak menatap wajah ibu,memeluknya dan berkata,
>>> "Saya Sayang Ibu". Kemudian si anak mengambil pensil dan menulis "Telah
>>> Dibayar Lunas Oleh Ibu" ditulisnya pada muka surat yang sama.
>>> "Jika kamu menyayangi ibumu, "forward"kanlah Email ini kepada sahabat-
sahabat anda.



Sumber : Smart Parenting

Deteksi Perilaku Anak

Banyak orang tua yang berkonsultasi mengenai perkembangan anak-anaknya terutama perkembangan belajar anak-anak di sekolahnya. Seperti misalnya orang tua anak yang mengalami kesulitan dalam mengorganisasi tugas-tugas sekolah, mudah cepat lupa, dan menghindari tugas-tugas yang menuntut konsentrasi misal menulis/ mencatat dan menyimak.

Ciri-ciri ini sering di tunjukkan pada anak yang mengalami gangguan konsentrasi tetapi sebenarnya mereka adalah anak-anak yang cerdas. Berikut ada dua kelompok ciri perilaku yang bisa dipakai untuk mengecek perilaku anak kita selama 6 bulan terakhir, yaitu :

KELOMPOK I :
1. Sering ceroboh dalam tugas sekolah atau aktivitas lain.
2. sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian.
3. sering melihat tidak mendengar ketika di ajak berbicara langsung.
4. Sering tidak mengikuti instruksi sehingga gagal dalam melakukan tugas.
5. Sering kesulitan mengatur tugas dan aktivitas.
6. Sering menghindar dan tidak suka terlibat dalam aktivitas.
7. Sering kehilangan barang yg dibutuhkan untuk melakukan tugas.
8. Perhatiannya mudah teralih oleh rangsangan dari luar.
9. Sering lupa.

KELOMPOK II
1. Sering memainkan tangan atau kaki atau menggeliat kursi.
2.Sering meninggalkan kursi.
3 Sering berlari atau memanjat di dalam situasi di manapun perilaku tersebut tidak pantas.
4. Sering kesulitan bermain.
5. Sering berperilaku seolah-olah seperti mesin
6. Sering bicara berlebihan.
7. Sering terburu - buru menjawab sebelum pertanyaan selesai.
8. Sering sulit menunggu giliran
9. Sering mengganggu orang lain.

Selama 6 bulan terakhir ini bila anak menunjukkan minimal 6 poin perilaku dari kel I dan II, dan semua perilaku muncul paling tidak di dua tempat sebaiknya kita membawa anak-anak kita ke psikolog/ dokter/ neorolog untuk memastikan gangguan dan penanganan yang tepat. Pada umumnya dalam penanganan ini di butuhkankan kerja sama antara psikolog, neorolog anak, dan terapis. Dan bekerjasamalah dengan pihak sekolah agar anak kita mendapat guru pendamping untuk membantu secara individual baik dalam hal pelajaran maupun pengendalian perilaku.

Hal ini di butuhkannya pemahaman yg luas kepada para orang tua bahwa setiap anak itu unik dan kita sebagai orang tua harus memahami ini, sekalipun anak itu sudah di nyatakan autis tapi tetap anak2 itu memiliki potensi dan kita orang tuanya harus menjadi kan anak2 kita itu menjadi anak yg mampu menyelesaikan masalah dalam hidupnya dan juga mampu melakukan sesuatu yg bermanfaat.

Semoga masukan ini akan bermanfaat.

(Sumber : Smart Parenting)

Kupersembahkan blog ini untuk anak-anakku, agar mereka tahu betapa kami sebagai orang tua selalu menyayangi dan mengasihimu meskipun engkau selalu nakal, ngeyel, ngambeg dal lain-lain, tapi kami tetap berharap engkau menjadi anak-anak yang sholehah. Amin