Thursday 13 December 2018

Hadir lagi...

Kembali.......

Assalamu'alaikum wrwb..

Alhamdulillah akhirnya bisa hadir kembali disini..
Tidak terasa sudah bertahun-tahun tidak pernah menengok bahkan mengutak-atik blog ini sebab banyak kesibukan dan mengurus anak-anak.Menemukan blog ini kembali seperti menemukan suatu hal yang luar biasa karena banyak catatan yang ada dan memori yang tersimpan di blog ini.

Tentang anak-anak,  Alhamdulillah sekarang mereka sudah besar.Yuna dan Eliz sudah duduk di bangku SMP sekarang. Bahkan Yuna sebentar lagi mau masuk SMA ..Nah lo..Jadi sudah lama banget ya..waktu itu mereka masih TK dan sebentar kemudian masuk SD.

Yach..sebagai pembuka kembali..aku tidak bisa menulis panjang lebar.Hanya rasa lega bisa menulis kembali. Sampai jumpa dengan cerita-cerita berikutnya.

Wassalamu'alaikum wrwb


Thursday 8 September 2011

Vidoe Lomba Drumband

Lihat yok...acara lomba Drumband 2011

 

 

 

 


Tuesday 30 March 2010

GLADI RESIK DRUMBAND TK TARUNA IMANI YOGYAKARTA









Mau lomba drumband?...wah jauh-jauh hari anak-anak siswa TK Taruna Imani Yogyakarta yang mengikuti kegiatan drumband, sudah mulai latihan untuk mengikuti lomba drumband antar TK pada tanggal 28 Maret 2010 di Purawisata Yogyakarta. Begitupula dengan Yuna dan Elis yang antusias sekali untuk berlatih. Sampai tiap hari, mereka mengingatkan harus membawa celana panjang bukan rok untuk latihan…

Melihat anak-anak yang ikut kelompok ini…sangat lucu-lucu sebab mereka masih kecil-kecil tapi membawa alat yang cukup besar buat mereka. Tapi kayaknya tidak masalah bagi mereka..yang penting hati riang ..semua beban terasa ringan..betulkan anak-anak..!!

Kebetulan Yuna dan Elis dapat peran penari latar (?)..kadang-kadang mereka berlatih di rumah di waktu malam..Lucu juga sih melihat mereka menari….apalagi si Yuna..sebab melihat badannya yang gemuk..tapi lincah juga untuk ukuran dia.. maklum teman-temannya berperawakan kecil..

Alhamdulillah, kata bu Erni, mereka mendapat juara II… sayang waktu itu ibu dan bapak nggak bisa menyaksikan waktu mereka lomba karena bapak harus masuk kantor sampai jam 11.00. Setelah itu baru bisa jemput bersama ibu….maklumlah kalo ibu sendiri jemput..nggak berani..Yuna dan Elis mesti tidur di jalan karena perjalanan ke rumah lumayan jauh.

Yach..nggak masalah sih..karena ibu dan bapak sudah menyaksikan mereka waktu gladi resik di sabtu sore di AMP.. Nah ini ada video waktu gladi resik ….










Tuesday 12 January 2010

Cerita Yuna

Setelah dua bulan lamanya, aku nggak pernah menengok blogku ini dan mengisinya dengan cerita mengenai Yuna dan Elis, yach karena kesibukanku mencari ilmu dan banyak tugas kuliah sih…Nah kini, karena libur kuliah karena habis ujian..maka kucoba untuk bercerita lagi mengenai anak-anakku yang lucu-lucu ini.
Meskipun, aku tidaks empat untuk menengok dunia maya..tetapi membimbing anak-anak untuk belajar tetap terus berjalan tiap hari..Terutama mempersiapkan Yuna yang akan meneruskan sekolah di Sekolah Dasar pada saat tahun ajaran baru 2010, dimana kemungkinan Yuna masih mempunyai banyak ketinggalan pelajaran ketimbang teman-temannya yang lain. Bagaimana tidak, waktu masuk sekolah TKB, ibu gurunya sudah memberikan warning bahwa Yuna termasuk siswa yang belum bisa baca di kelasnya. Bayangkan dari keseluruhan murid di kelas TKB, tinggal sepuluh anak yang belum bisa membaca termasuk Yuna. Kalo pelajaran yang lainnya seperti menghitung, insya Allah sih Yuna sudah lumayan bisa.
Waduh..tentunya harus membangkitkan motivasinya dulu untuk mo belajar..kalo tidak..kasihan kan si anak akan terbebani tanpa ada kesadaran pada diri sendiri. Kebetulan sekali, aku juga mencoba mencari sekolah yang nantinya ingin Yuna masuki. Setelah ketemu sekolah (yang tentunya Sekolah dasar Islam Terpadu atau SDIT) yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah, Yuna tak ajak jalan-jalan lewat sekolah tersebut. Waktu sampai depan sekolah tersebut, kutanya dia apakah mau nantinya sekolah di sana. Ternyata Yuna mau apalagi sekolah ini menempati gedung baru..jadi masih baru..Nah , barulah kujelasin, kalo mau masuk ke sekolah tersebut, harus bisa membaca, menulis dan mengaji. Yunapun mulai paham dan mau belajar.
OKe..jadi mulai awal bulan Agustus 2009 ini, setiap habis sholat Maghrib, Yuna mulai belajar membaca dan mengaji sistem Qira’ati. Eh..si kecilpun, Elis, juga ikut belajar meski hanya mengaji dan berhitung karena Elis masih belum mau untuk belajar membaca. Tapi kalo ada pekerjaan rumah dari sekolah, Yuna dan Elis selalu antusia untuk mengerjakan. Pelan tapi pasti, Alhamdulillah, sekarang Yuna sudah mulai bisa membaca dan mengaji mulai lancar.
Target setelah liburan semester I ini, adalah mulai pemantapan membaca, menulis, berhitung maupun surat pendek dan doa ( ini hanya targetku lo sebagai orangtua) sebab untuk masuk ke sekolah tersebut diadakan tes masuk terlebih dahulu… Nah, harapan orangtua adalah anak bisa mendapatkan sekolah yang terbaik untuk masa depannya nanti. Amin.

CACAR

Sebulan yang lalu, waktu aku jemput Yuna dan Elis di sekolah, aku melihat wajah Yuna kok berontok (kayak biduren). Aku pikir, anak ini alergi atau salah makan apa ya..Eh nggak tahunya..setelah esok harinya, berontoknya kok jadi banyak sekali sampai seluruh tubuh. Wah, takut juga lihat anak seperti itu. Setelah Yuna dan Elis mandi dan makan, tak ajak ke dokter kulit..karena kulitnya seperti itu. Kata dokter sih alergi tapi nggak jelasin sih alergi apa. Akhirnya diberi resep dan harus menebus ke apotik. Waktu kulihat obatnya berupa sirup untuk daya tahan tubuh, obat batuk (karena Yuna waktu itu juga batuk), obat untuk alergi (gatal) dan obat oles untuk bagian yang berontok. Wah..nggak tahunya, baru sakit Gabagen…
Meskipun sakit, Yuna tetap aja masuk sekolah, apalagi hari itu hari sabtu yang acarnya adalah renang. Ya sudah, kupersiapkan aja baju renang dan pelampung untuk Yuna dan Elis. Bahkan baju renang sudah dipakai sejak dari rumah.
Nah, ternyata, Yuna juga tidak diperbolehkan renang di kolam renang. Maklumlah sebenarnya dia nggak boleh keluar rumah dan kena air. Jadi Yuna hanya main ayunan yang ada di sana sambil menunggu teman-temannya renang.
Hari-hari berikutnya, Yuna telah sembuh dari sakit Gabagennya..tapi..beberapa hari kemudian kok timbul bintik-bintik air di kaki, badan dan tangan Yuna. Waktu Yuna sampai di sekolah, saya diberitahu ibu gurunya, kemingkinan Yuna kena Cacar. Nah lo…ternyata juga, teman-temannya banyak yang nggak masuk sekolah karena sakit cacar..Wabah Cacar menular ke anak-anak lainnya. Akhirnya, kuajak Yuna pulang kembali ke rumah.
Sampai rumah, Yuna kuajak ke puskesmas untuk memastikan apakah benar cacar atau bukan. Tapi entah mengapa puskesmasnya tutup. Ya terpaksa pulang lagi dech..Sampai rumah, iseng-iseng aku buka internet, mungkin ada obat atau ramuan tradisional untuk cacar. Alhamdulillah, kudapatkan juga ramuannya. Yaitu temulawak, jahe, kunyit dan asem yang dipotong-potong lalu direbus ditambah gula jawa. Nah ternyata Yuna senang sekali meminumnya. Untuk bintik-bintik airnya, aku memarut jagung muda atau jagung manis lalu dibalurkan pada seluruh tubuhnya atau yang bintik-bintik air tersebut.
Untuk sementara, Yuna tidak masuk sekolah sampai bintik-bintiknya kering. Alhamdulillah, setelah 8 hari, bintik-bintik cacarnya kering juga. Yunapun kembali ke sekolah untuk mengejar pelajaran yang tertinggal….

Saturday 12 December 2009

Isi Tangki Cinta Anak, Yukk..!!

By : Dewintha Kania

Sebagaimana kita tahu, bahwa anak punya 2 tangki cinta yang harus diisi, satu tangki harus diisi cinta oleh ibunya, yang kedua oleh bapaknya. Bila kedua tangki cinta itu penuh, maka insya Allah anak2 kita akan tumbuh jadi anak2 yang bahagia sebagai awal dari kesuksesan hidupnya.

Pertama2 kita harus menemukan bahasa cinta anak2 kita, karena tiap anak berbeda dan ingin dicintai dengan cara berbeda pula. Langkah2 dibawah bisa dijadikan pedoman:
1. Mengamati cara anak mengungkapkan cintanya pada kita/ orang lain
2. Mendengarkan permintaan yang paling sering diajukan anak
3. Memperhatikan keluhan yang paling sering disampaikan anak
4. Memberikan pilihan (" ayo, ibu mau tau apakah Dito mau dikasih hadiah atau ibu bacakan cerita?")

Nah, sekarang bagaimana cara mengisi tangki cinta anak2 kita ini? aku ngutip dari pak Ariesandi, Cht dalam bukunya `Rahasia Mendidik Anak agar Sukses dan Bahagia`

1. Kata2 Pendukung
Kata2 penuh kasih, kata2 pujian untuk (prestasi spesifik yang dicapai anak, perilaku baik yang disadari, sikap baik yang disadari). Susunlah kalimat yang ditujukan pada anak setelah itu sertakan rasa bangga ( Kamu perlu merasa bangga dengan prestasi yang baru saja kamu raih. Itu semua karena keputusanmu untuk belajar. Papa dan mama bangga atas prestasimu nak! )
Hindari terlalu sering memberi pujian yang bersifat basa basi.
Berilah kata2 dorongan yang membesarkan hati ( Bagus, coba lagi, kamu pasti bisa, nak! )
Kata2 bimbingan ( tentang moral, etika dan nilai2 hidup) contoh:`saya peduli padamu nak! )
Jika bahasa cinta anak2 anda adalah kata2 pendukung, sering2lah memberikannya, ini akan membuatnya makin dicintai.
Berhati2lah saat mengkritik prilakunya, karena kata2 kasar akan melukai hatinya, berbeda dengan anak2 yang bahasa cintanya bukan kata2 pendukung. Bila sudah terlanjur menyakiti hatinya, segeralah minta maaf. Anak juga akan belajar untuk memaafkan, dan meminta maaf bila melakukan kesalahan.

2. Hadiah
Penyalahgunaan pemberian hadiah pada anak adalah bila:
= Menggunakan pemberian hadiah sebagai imbalan karena anak mau melakukan yang kita perintahkan.
= Membeli sesuatu begitu mudahnya tanpa berpikir apakah berguna dan berdampak positif bagi perkembangan anak.
= Terlalu sering beli hadiah atau mainan sehingga makna pemberian tersebut jadi berkurang.
= Memberikan hadiah berlebihan sebagai kompensasi dari kurangnya waktu bersama anak.
JANGAN pernah secara sengaja merusak hadiah atau mengungkapkan penyesalan telah memberi hadiah

3. Layanan
Tanamkan dalam diri bahwa kita melayani sebagai ungkapan rasa cinta. Beberapa kesalahan persepsi tentang melayani anak: = kita melayani anak karena beranggapan mereka tidak mampu, kita melayani anak sebagai tebusan rasa bersalah karena kita tidak bisa menyediakan waktu yang cukup baginya, kita melayani anak karena takut dia marah, kita melayani anak biar pekerjaan cepat selesai, tidak perlu lama2 menungguinya.
Kita melayani anak yang belum mampu ia lakukan sendiri. Kita melayani sampai mampu dan setelah itu kita ajarkan untuk melayani diri sendiri dan kemudian melayani orang lain. Momen terbaik untuk melayani anak adalah ketika ia benar2 dalam kesulitan.

4. Sentuhan Fisik
Pijatan di leher sehabis anak belajar, belaian lembut di pundak putrinya yang lagi bete, pijatan ayah pada kaki anaknya setelah capek main sepak bola.

5.Waktu berkualitas
berarti memberikan perhatian kita pada anak tanpa terpecah.
3 aktivitas penting waktu berkualitas:
= percakapan berkualitas untuk berbagi pikiran dan perasaan kita dengan anak
= membacakan cerita/ dongeng/ ngobrol sebelum tidur akan membantu terbentuknya ikatan emosi dengan anak
= kegiatan berdua seperti makan bersama, camping, cuci mobil bersama.

Kehadiran orangtua bersama anak menyiratkan kata2 " Engkau penting dan berharga nak, ayah dan ibu senang menghabiskan waktu denganmu"

Semoga kita tetap menganggap bahwa anak2 kita adalah anugerah, bukan beban.


(Sumber: Smart Parenting)

Be smart: To expect Husband Being a dad Example

My friend, the beloved Mother of ...

How big is the father at home to take part in parenting and educational baby ...? Did they meet the criteria for 'Super Dad' for our children ...? Does the father have all pulled out all the resources, be it time, effort, and thoughts and feelings in the process of developing the baby at home ...?

I wish all the Mother answers, Praise the husband at home is a model father figure. But if any of you who can not honestly declare that, because the husband's performance at home not reflect exemplary father figure, do not be discouraged. You are not alone. There is still the Mother who was not so lucky.

Even Ummi Magazine June edition, raised the problem father role at home in my father Highlights teacher, which I must read all the father of the children of Indonesia. The fact that many of the husbands who do not want to be involved actively in the process of care and education in developing the baby at home.

It said: "The involvement of fathers in the home (outside of economic affairs) becoming thinner. They felt themselves has become a father enough to perform the role as providers (especially the Goddess dwell in the house). The children were used to grow without them, and after, may be asking, 'emang doang enough money, Dad? "Father who preferred to work outside often still carry a complete job with stressnya home. So that they become a cool person, do not want to take a larger portion in accompanying their children grow. As a result, fathers assume the role of today like a scarecrow bird repellent. Often we hear the mother scolding her child, saying 'Watch out, waiting for dad home' or 'Watch out, she'll tell dad, you know feeling' Voice mothers who make things worse. Making the gap between father and son even further ".

According to Mrs. Elly Risman "The presence of fathers in assisting development of the child can make them feel more meaningful, forming a strong personal and full of initiative."

Personally I often encounter situations where the mother made so busy with work at home, he sometimes does not feel the need to intervene to help. Forget about house chores affairs, let alone that portion of the Mother who is still at home. Minimal automatically (without being asked) he can take over the task of taking care needs of children, especially toddlers who have not 100% independent. It is the duty of the true Father. But what can I say, it is difficult for a father to take the role limitations due to priorities. Make Dad, sometimes such precious time to rest undisturbed, even for kids affairs.

Faced with this situation I often lose the value of emotion and worship everything I do because of irritation. What the Mother manusia.Walaupun only occasionally managed to control and see everything as a large charitable fields and produce. But the children's father has the right to time, to take part take care of them. Many simple activities without the cost that can be done with the father of the children at home, which could make them happier and more emotionally intelligent with the participation of fathers who all out.

The question is what should we do as a Mother who will fight for the rights of children acquire productive time of my father ..?? It was Father sincere concern for children will be worth far more romantic than an expensive birthday gift or a candle light dinner in the well.

In fact the man's father is competent in the workplace, the creative and productive. Also dedication. But why they arrived at the house such as loss of identity. The potential is evaporated. Is it because they judge us as mothers have done a good job too, so do not need the help and participation of the father again. Would not it be great result if Father and Mother work together synergistically to educate our nation's successors. The fighters which will improve the community.

He said the crisis occurred because of this role since the first very few examples of exemplary father figure in this country. The father was busy feeling good about themselves without putting inner needs of children will be participation in the priorities of their lives everyday. Looks like they need to experience, one day they will be responsible attitude in the face of the Creator, which places them as leaders in the household. Forgotten them by example that exemplified the Prophet Muhammad, as the greatest dad on earth.

I personally have never stopped hoping and praying that fulfilled the rights of children acquire productive time father. Alhamdulillah, my father actually still have an awareness of his role. Only often lost with drowsiness and personal interests. But Dad was always ready to for help even take a long time waiting to move. Regardless, he is still better than in many other, more Daddy do not care. That should be grateful.

May Allah open the hearts of their husbands in order to become a model father immediately, before it is too late. Without the child will soon feel adolescence without closeness with his father. So reduced their potential to be a more complete human being and a rich vocabulary in the meaning of his life.

Children are the responsibility of both parents, who have the same role before God Almighty. Although most of the stories in the Quran, in Surah Luqman like, just call it the father's role. So rose the father ... Spirit ... Take a greater role ... The children would be happier and grow more perfect by the father ...

For those of you who have become exemplary father figure, or a model husband, do not hesitate to share stories that inspire us not as lucky as you. Thanks.



By Arifah Handayani (Smart Parenting)
Kupersembahkan blog ini untuk anak-anakku, agar mereka tahu betapa kami sebagai orang tua selalu menyayangi dan mengasihimu meskipun engkau selalu nakal, ngeyel, ngambeg dal lain-lain, tapi kami tetap berharap engkau menjadi anak-anak yang sholehah. Amin