Saturday 12 December 2009

Isi Tangki Cinta Anak, Yukk..!!

By : Dewintha Kania

Sebagaimana kita tahu, bahwa anak punya 2 tangki cinta yang harus diisi, satu tangki harus diisi cinta oleh ibunya, yang kedua oleh bapaknya. Bila kedua tangki cinta itu penuh, maka insya Allah anak2 kita akan tumbuh jadi anak2 yang bahagia sebagai awal dari kesuksesan hidupnya.

Pertama2 kita harus menemukan bahasa cinta anak2 kita, karena tiap anak berbeda dan ingin dicintai dengan cara berbeda pula. Langkah2 dibawah bisa dijadikan pedoman:
1. Mengamati cara anak mengungkapkan cintanya pada kita/ orang lain
2. Mendengarkan permintaan yang paling sering diajukan anak
3. Memperhatikan keluhan yang paling sering disampaikan anak
4. Memberikan pilihan (" ayo, ibu mau tau apakah Dito mau dikasih hadiah atau ibu bacakan cerita?")

Nah, sekarang bagaimana cara mengisi tangki cinta anak2 kita ini? aku ngutip dari pak Ariesandi, Cht dalam bukunya `Rahasia Mendidik Anak agar Sukses dan Bahagia`

1. Kata2 Pendukung
Kata2 penuh kasih, kata2 pujian untuk (prestasi spesifik yang dicapai anak, perilaku baik yang disadari, sikap baik yang disadari). Susunlah kalimat yang ditujukan pada anak setelah itu sertakan rasa bangga ( Kamu perlu merasa bangga dengan prestasi yang baru saja kamu raih. Itu semua karena keputusanmu untuk belajar. Papa dan mama bangga atas prestasimu nak! )
Hindari terlalu sering memberi pujian yang bersifat basa basi.
Berilah kata2 dorongan yang membesarkan hati ( Bagus, coba lagi, kamu pasti bisa, nak! )
Kata2 bimbingan ( tentang moral, etika dan nilai2 hidup) contoh:`saya peduli padamu nak! )
Jika bahasa cinta anak2 anda adalah kata2 pendukung, sering2lah memberikannya, ini akan membuatnya makin dicintai.
Berhati2lah saat mengkritik prilakunya, karena kata2 kasar akan melukai hatinya, berbeda dengan anak2 yang bahasa cintanya bukan kata2 pendukung. Bila sudah terlanjur menyakiti hatinya, segeralah minta maaf. Anak juga akan belajar untuk memaafkan, dan meminta maaf bila melakukan kesalahan.

2. Hadiah
Penyalahgunaan pemberian hadiah pada anak adalah bila:
= Menggunakan pemberian hadiah sebagai imbalan karena anak mau melakukan yang kita perintahkan.
= Membeli sesuatu begitu mudahnya tanpa berpikir apakah berguna dan berdampak positif bagi perkembangan anak.
= Terlalu sering beli hadiah atau mainan sehingga makna pemberian tersebut jadi berkurang.
= Memberikan hadiah berlebihan sebagai kompensasi dari kurangnya waktu bersama anak.
JANGAN pernah secara sengaja merusak hadiah atau mengungkapkan penyesalan telah memberi hadiah

3. Layanan
Tanamkan dalam diri bahwa kita melayani sebagai ungkapan rasa cinta. Beberapa kesalahan persepsi tentang melayani anak: = kita melayani anak karena beranggapan mereka tidak mampu, kita melayani anak sebagai tebusan rasa bersalah karena kita tidak bisa menyediakan waktu yang cukup baginya, kita melayani anak karena takut dia marah, kita melayani anak biar pekerjaan cepat selesai, tidak perlu lama2 menungguinya.
Kita melayani anak yang belum mampu ia lakukan sendiri. Kita melayani sampai mampu dan setelah itu kita ajarkan untuk melayani diri sendiri dan kemudian melayani orang lain. Momen terbaik untuk melayani anak adalah ketika ia benar2 dalam kesulitan.

4. Sentuhan Fisik
Pijatan di leher sehabis anak belajar, belaian lembut di pundak putrinya yang lagi bete, pijatan ayah pada kaki anaknya setelah capek main sepak bola.

5.Waktu berkualitas
berarti memberikan perhatian kita pada anak tanpa terpecah.
3 aktivitas penting waktu berkualitas:
= percakapan berkualitas untuk berbagi pikiran dan perasaan kita dengan anak
= membacakan cerita/ dongeng/ ngobrol sebelum tidur akan membantu terbentuknya ikatan emosi dengan anak
= kegiatan berdua seperti makan bersama, camping, cuci mobil bersama.

Kehadiran orangtua bersama anak menyiratkan kata2 " Engkau penting dan berharga nak, ayah dan ibu senang menghabiskan waktu denganmu"

Semoga kita tetap menganggap bahwa anak2 kita adalah anugerah, bukan beban.


(Sumber: Smart Parenting)

No comments:

Post a Comment

Kupersembahkan blog ini untuk anak-anakku, agar mereka tahu betapa kami sebagai orang tua selalu menyayangi dan mengasihimu meskipun engkau selalu nakal, ngeyel, ngambeg dal lain-lain, tapi kami tetap berharap engkau menjadi anak-anak yang sholehah. Amin